Seringkali seorang murid gitar, bahkan guru gitar, mengalami kesulitan ketika dalam sebuah piknik diminta mengiringi acara nyanyi dengan gitar mereka. Biasanya mereka tidak tahu memakai chord apa. Kalaupun tahu, mereka bingung seperti apa gaya dan iramanya. Dan mereka juga sering heran melihat saya yang dapat mempelajari chord-chord lagu baru dalam waktu singkat.
Chord: modal utama
Untuk mempermudah analisis progresi chord, yang lazim digunakan adalah sistem penamaan angka romawi. Pada lagu yang bernada dasar C misalnya, chord C bisa di simbolkan dengan angka I, jadi seandainya ada lagu yang rangkaian chordnya C - Dm - G7 – C, maka chordnya bisa di simbolkan sebagai I – Iim – V7 – I. Sistem ini membantu kita mengenali pola rangkaian atau progresi chord sebuah lagu. Dengan demikian kita bisa mengadapsinya untuk key atau nada dasar lain.
Untuk langkah awal, mulailah dengan menggunakan lagu yang hanya mengandung dua chord: I, dan V7. Kalau kamu bermain di C mayor, maka chord yang kamu pakai adalah C dan G7. Berikutnya, latihan lagu yang chord utamanya hanya I, IV, V. Setelah itu pelajari chord-chord minor. Biasanya yang lazim muncul adalah IIm, IIIm, VIm. Cobalah dalam berbagai nada dasar sampai kamu benar-benar hafal.
Banyaklah Mendengar
Banyaklah mendengar lagu-lagu serta mencari chordnya. Dengarkan sebuah lagu sambil mencari chordnya, jika sudah ketemu nyanyikan lagu itu dan iringi sendiri dengan gitar agar mempertajam insting kita terhadap progresi-progresi chord baru. Semakin sering musik di perdengarkan di telinga, maka kita akan terbiasa mengenali perubahan chord, bahkan perubahan harmoni dan ritme.
Dikocok atau dipetik?
Hal yang perlu di ketahui sebelum menentukan dikocok atau dipetik dalam mengiringi sebuah lagu adalah perlu diketahui berapa birama lagunya, supaya kita bias memberi aksen pada ketukan yang kita inginkan. Untuk mengenali birama dan irama (style), banyaklah mendengar dan meniru.
Selain birama dan irama, kita juga mesti menentukan tekstur iringan. Mau bentuk petikan bas dan chord, petikan arpeggio, atau kocokan (strumming)? Jawabannya tergantung pada karakter musik yang hendak kita iringi. Misalnya lagu yang bernuansa sentimentil, ada kesenduan, keindahan alam, kesunyian, kasmaran, bisa lebih banyak mengandalkan petikan arpeggio untuk mengiringinya. Lain halnya dengan lagu yang berirama riang dan bernuansa dansa, lebih pas bermain kocokan untuk mengiringinya. Ada kalanya pula, satu lagu bisa diiringi dengan petikan dan kocokan secara bergantian.
Semoga Bermanfaat..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar